“Semakin jauh seseorang pergi, pasti akan bertambah rindu dengan rumah.”
“Semakin kesini kamu kok sepertinya semakin jauh dari tujuan awalmu dibuat.” Kataku pada diri sendiri. sambil sesekali menyeruput kopi dari botol plastik, dengan seting tempat yang seperti biasa teras Indomaret. Terlalu banyak distraksi yang terjadi, terlalu banyak keingin tahuan yang menggebu-gebu, membuat garis yang harusnya lurus menaik, menjadi naik turun bahkan berputar-putar, semakin jauh dari apa yang diharapkan.
“Aku sedang mencari.” Jawabku. Mungkin sudah ada 730 hari, dan pencarian ini masih belum menemukan hasil. Benang merah sudah seperti sarang burung saja bentuknya di whiteboard yang terpampang didepan mataku.
“Kamu tidak bisa seperti ini terus, Kamu harus kembali.” Perjalanan pencarian selama 730 hari itu seperti sia-sia saja, kalau aku kembali sekarang. Tetapi, memang harus kembali ke titik awal, dimana semua dimulai dan untuk apa pencarian ini bermula.
“Kadang kita harus kembali ke titik nol untuk menemukan arah yang benar dalam hidup.”
“OK, ayo kembali!” Mencoba menerima dengan ikhlas, walau hati remuk redam 730 hari itu bukan waktu yang sebentar.
Tentang Keberlanjutan
Menjaga konsistensi itu memang tidak mudah, dan itu yang Saya alami selama beberapa bulan yang lalu. Musuh utama adalah moody, makanya sebagai selingan jika teman-teman baca beberapa artikel di blog ini serasa kaku dan tidak ada nyawanya. Iya betul itu, saya juga mengakui karena penulis aslinya bukan saya tetapi AI, saya hanya memberikan ide kepada AI agar menulis sesuai dengan prompt yang saya berikan (saya bisa mengajarkan pada Anda jika mau).
Pelajaran yang saya dapat dari kegiatan tersebut adalah sebuah simpulan bahwa jangan percaya 100% dengan AI jika kamu ingin memberikan nyawa kepada tulisanmu, atau jika kamu ingin mengambil perasaan pembacamu. Mereka bukan bot Google yang crawling di website untuk update database mereka. Mereka manusia dan mereka mempunyai perasaan.
Saudah ya, cukup main-main pakai Ai, sekarang saatnya kamu kembali kefitrahmu, gunakan otakmu untuk menulis, gerakkan jemarimu diatas keyboard untuk mengetik kata demi kata, gunakan imajinasimu untuk bercerita dan sapa pembacamu dengan saapaan yang paling hangat dan indah.
“Terima kasih, kalian sudah membaca tulisan-tulisanku. Doaku semoga kalian selalu sehat dan sukses dimanapun kalian berada.”