ari3yanto.com – Artikel ini adalah lanjutan dari pembahasan tentang 10 kesalahan ejaan dalam menulis, setelah sebelumnya membahas poin 1 sampai 5, pada artikel ini akan membahas poin 6 sampai 10. Apa saja kesalahan ejaan dalam menulis yang sering terjadi? Simak terus artikel ini ya.
5 Kesalahan Ejaan dalam Menulis (Part 2)
Kesalahan Penulisan Kata Depan
Kata depan adalah kata-kata yang digunakan untuk menunjukkan hubungan antara kata benda, kata ganti, atau frasa dengan kata atau frasa lain dalam kalimat. Kata depan digunakan untuk menunjukkan arah, tempat, waktu, cara, alasan, atau tujuan. Kesalahan penulisan kata depan dapat menyebabkan ketidaklogisan, ketidaktepatan, atau ketidaksesuaian.
Contoh kesalahan penulisan kata depan:
- Saya pergi ke sekolah dengan sepeda. (Seharusnya: Saya pergi ke sekolah naik sepeda.)
- Dia belajar tentang sejarah di perpustakaan. (Seharusnya: Dia belajar sejarah di perpustakaan.)
- Mereka berangkat ke Bandung pada pukul 10.00. (Seharusnya: Mereka berangkat ke Bandung pukul 10.00.)
Cara menghindari kesalahan penulisan kata depan:
- Gunakan kata depan yang sesuai dengan makna atau fungsi dari kata atau frasa yang dihubungkannya, seperti ke/dari, di/ke, pada/sampai, dengan/oleh, untuk/karena, dll.
- Gunakan kata depan yang sesuai dengan jenis atau bentuk dari kata atau frasa yang dihubungkannya, seperti naik/turun, masuk/keluar, atas/bawah, depan/belakang, dll.
- Gunakan kata depan yang sesuai dengan kaidah atau kebiasaan penggunaan bahasa Indonesia, seperti pada/pukul, tentang/mengenai, antara/di antara, dll.
- Jangan menggunakan kata depan yang tidak diperlukan atau berlebihan dalam menulis kata atau frasa yang sudah memiliki makna sendiri, seperti tentang/seputar, dari/asal, ke/tujuan, dll.
- Jangan menggunakan kata depan yang salah atau tidak tepat dalam menulis kata atau frasa yang memiliki makna khusus atau spesifik, seperti di/ke, pada/selama, dengan/melalui, dll.
Kesalahan Penulisan Kata Sambung
Kata sambung adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih kalimat, klausa, atau frasa yang memiliki hubungan logis atau makna. Kata sambung digunakan untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat, perbandingan, pertentangan, penjelasan, penambahan, atau kesimpulan. Kesalahan penulisan kata sambung dapat menyebabkan ketidakberurutan, ketidaksesuaian, atau ketidaklogisan.
Contoh kesalahan penulisan kata sambung:
- Saya suka makan nasi goreng karena enak. (Seharusnya: Saya suka makan nasi goreng karena rasanya enak.)
- Dia tidak mau belajar tetapi malas. (Seharusnya: Dia tidak mau belajar karena malas.)
- Mereka bermain bola dan hujan. (Seharusnya: Mereka bermain bola saat hujan.)
Cara menghindari kesalahan penulisan kata sambung:
- Gunakan kata sambung yang sesuai dengan hubungan logis atau makna dari kalimat, klausa, atau frasa yang dihubungkannya, seperti karena/sehingga, meskipun/namun, jika/maka, dll.
- Gunakan kata sambung yang sesuai dengan posisi atau letak dari kalimat, klausa, atau frasa yang dihubungkannya, seperti di awal, di tengah, atau di akhir.
- Gunakan kata sambung yang sesuai dengan tanda baca atau ejaan yang mengikutinya, seperti koma, titik, huruf kapital, dll.
- Jangan menggunakan kata sambung yang tidak diperlukan atau berlebihan dalam menghubungkan kalimat, klausa, atau frasa yang sudah memiliki hubungan logis atau makna sendiri, seperti dan/lalu, atau/atau, dll.
- Jangan menggunakan kata sambung yang salah atau tidak tepat dalam menghubungkan kalimat, klausa, atau frasa yang memiliki hubungan logis atau makna yang berbeda, seperti tetapi/karena, dan/saat, dll.
Kesalahan Penulisan Kata Baku dan Tidak Baku
Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah atau norma bahasa Indonesia yang baku, seperti ejaan, pelafalan, atau makna. Ini digunakan untuk menunjukkan keteraturan, keseragaman, atau kebenaran dalam berbahasa.
Kata tidak baku adalah kata-kata yang tidak sesuai dengan kaidah atau norma bahasa Indonesia yang baku, seperti ejaan, pelafalan, atau makna. Kata ini digunakan untuk menunjukkan kebebasan, kekhasan, atau keunikan dalam berbahasa. Kesalahan penulisan kata baku dan tidak baku dapat menyebabkan kesalahan, kekeliruan, atau kekurangan dalam berkomunikasi.
Contoh kesalahan penulisan kata baku dan tidak baku:
Saya suka makan pisang. (Seharusnya: Saya suka makan pisang.)
Dia belajar di universitas. (Seharusnya: Dia belajar di universitas.)
Mereka berangkat naik pesawat. (Seharusnya: Mereka berangkat naik pesawat.)
Cara menghindari kesalahan penulisan kata baku dan tidak baku:
- Gunakan kata baku untuk menulis kata-kata yang bersifat formal, resmi, atau ilmiah, seperti dalam konteks akademik, profesional, atau publik.
- Gunakan kata tidak baku untuk menulis kata-kata yang bersifat informal, santai, atau kreatif, seperti dalam konteks pribadi, sosial, atau seni.
- Gunakan kamus atau sumber-sumber yang terpercaya untuk mengetahui kata-kata yang baku atau tidak baku, serta makna atau penggunaannya.
- Sesuaikan kata-kata yang baku atau tidak baku dengan tujuan, sasaran, atau gaya tulisan atau percakapan.
- Jangan menggunakan kata-kata yang tidak baku secara berlebihan atau tidak sesuai dengan konteks, karena dapat menimbulkan kesan kurang sopan, kurang profesional, atau kurang menghargai.
- Jangan menggunakan kata-kata yang baku secara kaku atau tidak fleksibel, karena dapat menimbulkan kesan ketinggalan zaman, kaku, atau tidak menarik.
Kesalahan Penulisan Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata-kata yang terbentuk dari kata dasar yang ditambahkan dengan imbuhan, seperti awalan, akhiran, sisipan, atau gabungan. Kata berimbuhan digunakan untuk menambah makna, jenis, atau fungsi dari kata dasar. Kesalahan penulisan kata berimbuhan dapat menyebabkan kesalahan, kekeliruan, atau kekurangan dalam berkomunikasi.
Contoh kesalahan penulisan kata berimbuhan:
Saya sedang mem-baca buku. (Seharusnya: Saya sedang membaca buku.)
Dia suka men-ulis puisi. (Seharusnya: Dia suka menulis puisi.)
Mereka ber-hasil menyelesaikan tugas. (Seharusnya: Mereka berhasil menyelesaikan tugas.)
Cara menghindari kesalahan penulisan kata berimbuhan:
- Gunakan imbuhan yang sesuai dengan aturan atau norma pembentukan kata dalam bahasa Indonesia, seperti meN-, peN-, ber-, ter-, ke-an, dll.
- Gunakan imbuhan yang sesuai dengan jenis atau bentuk dari kata dasar yang diimbuhi, seperti kata kerja, kata benda, kata sifat, dll.
- Gunakan imbuhan yang sesuai dengan makna atau fungsi dari kata berimbuhan yang terbentuk, seperti melebihi, menyamai, menyatakan, dll.
- Jangan menggunakan imbuhan yang tidak diperlukan atau berlebihan dalam membentuk kata berimbuhan, seperti meN-peN-, ber-ter-, ke-an-an, dll.
- Jangan menggunakan imbuhan yang salah atau tidak tepat dalam membentuk kata berimbuhan, seperti meN-ber-, peN-ter-, ber-ke-, dll.
Kesalahan Penulisan Kata Berakhiran -an
Kata berakhiran -an adalah kata-kata yang terbentuk dari kata dasar yang ditambahkan dengan akhiran -an, seperti kata benda, kata sifat, atau kata kerja. Kata berakhiran -an digunakan untuk menunjukkan hasil, proses, alat, tempat, atau sifat dari kata dasar. Kesalahan penulisan kata berakhiran -an dapat menyebabkan kesalahan, kekeliruan, atau kekurangan dalam berkomunikasi.
Contoh kesalahan penulisan kata berakhiran -an:
Saya suka makan nasi gorengan. (Seharusnya: Saya suka makan nasi goreng.)
Dia belajar di sekolahan. (Seharusnya: Dia belajar di sekolah.)
Mereka bermain di lapangan. (Seharusnya: Mereka bermain di lapang.)
Cara menghindari kesalahan penulisan kata berakhiran -an:
- Gunakan akhiran -an untuk menulis kata-kata yang bersifat hasil, seperti makanan, minuman, pakaian, dll.
- Gunakan akhiran -an untuk menulis kata-kata yang bersifat proses, seperti belajar, bermain, bekerja, dll.
- Gunakan akhiran -an untuk menulis kata-kata yang bersifat alat, seperti sapu, gunting, kunci, dll.
- Gunakan akhiran -an untuk menulis kata-kata yang bersifat tempat, seperti pasar, kantor, rumah, dll.
- Gunakan akhiran -an untuk menulis kata-kata yang bersifat sifat, seperti besar, kecil, panjang, dll.
- Jangan menggunakan akhiran -an untuk menulis kata-kata yang sudah memiliki makna sendiri tanpa akhiran -an, seperti nasi, sekolah, lapang, dll.
- Jangan menggunakan akhiran -an untuk menulis kata-kata yang memiliki makna berbeda dengan atau bertentangan dengan akhiran -an, seperti goreng, lari, buka, dll.
Kesimpulan
Dalam menulis kita harus selalu hati-hati dengan penulisan ejaan, agar tidak terjadi kesalahan ejaan dalam menulis. Tetapi ini juga disesuaikan dengan gaya bahasa penulisan Anda. Terima kasih sudah membaca artikel ini.